REFLEKSI PUISI
TRANSFORMASI
Ketika raga tidak bertransformasi dengan jiwa
Ada rasa yang tidak terbaca oleh mata
Mestinya bisikan rindu terdengar oleh jiwa
Akan tetapi dunia telah menipu
Lewati khayalan dan impian yang tak tentu
(Murliyani,17 Oktober 2022)
Puisi ini huruf awalnya di ambil dari nama seorang pujangga di SMAN 1 Rantau Andin Kamal Pasya,penulis biasanya memanggilnya dengan panggilan kakak ipar karena penulis pernah sekantor dengan isterinya.Mengapa mengambil nama beliau?.Karena Beliau selama ini sering menuliskan puisi di WA grup sekolah kami dan kemarin puisinya sudah penulis kumpulkan dalam satu kumpulan puisi dengan judul Antologi Puisi Andin Kamal Pasya Insyaa Allah akan ada lagi kumpulan puisi beliau bagian kedua.Tetapi ide puisi yang penulis tulis murni dari permasalahan yang ada dalam diri penulis .
Refleksi dari puisi ini adalah bahwa ketika badan atau jasmani tidak bekerja sama atau berefleksi (bercermin) dengan hati nurani kita ,di mana nafsu berkuasa tanpa mentranlasikan apa yang dikatakan hati nurani kita dalam melakukan tindakan. Mentranlasikan dalam matematika artinya memindahkan ,Refleksi dan translasi adalah bagian dari ilmu transformasi,selain itu ada pula rotasi dan dilatasi.
Sebenarnya hati nurani kita sudah menasehati dan mengatakan apa yang baik bagi kita dan apa yang tidak baik tapi kita terkadang melawan dan tidak memperhatikannya .Sehingga kadang kita tidak bisa mendengarkan perkataan perkataan yang baik yaitu perkataan yang dirindukan oleh orang -orang perindu surga,Dan akhirnya tertipu oleh khayalan yang membuat kita merasa orang yang benar , hebat, dan berkuasa. Padahal Orang yang hebat adalah orang yang bisa mengontrol diri sehingga tak tergelincir kepada sifat, sikap, dan perbuatan tercela. Ada tiga ukuran kehebatan seseorang menurut Imam Syafi’i.
Imam Syafi’I berkata:Kehebatan seseorang terdapat pada tiga perkara:
1) Kemampuan menyembunyikan kemelaratan, sehingga orang lain menyangkamu berkecukupan karena kamu tidak pernah meminta.
2) Kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang mengiramu merasa ridha
3) Kemampuan menyembunyikan kesusahan sehingga orang lain mengiramu selalu senang.
Puisi kedua idenya dari rasa rindunya penulis kepada utusan Allah yaitu Rasulullah SAW,Rasulullah adalah juga seorang pujangga di mana buktinya tertulis dalam syair Maulid Diba ,Maulid habsyi ,Burdah dan lain-lain.Judul puisinya adalah Syahdu dan kalau dituliskan huruf huruf awalnya akan membentuk nama MUHAMMAD
SYAHDU
Mencintaimu adalah suatu kewajiban
Untuk mereka yang berjuang di jalanNYa
Harapkan cinta seorang Pujangga
Adalah tujuan seorang pecinta
Melirik waktu yang telah berlalu
Masihkah ada celah untukku
Agar bisa bersua denganmu
Dalam keagungan cinta yang syahdu
(Murliyani,17 Oktober 2022)
Refleksi dari puisi ini adalah wajib bagi seorang yang bejuang dijalan ALLAH mencintai Rasulullah. Untuk mencintai Rasulullah tentu kita harus mengenalnya dan salah satu cara untuk mengenalnya adalah dengan memperbanyak membaca Shalawat ,kemudian mengetahui sejarahnya dan meneladani akhlak dan tingkah lakunya sebagai mana dijelaskan dalam hadist
“Barang siapa menghidupkan atau menjalankan sunnahku, maka ia benar-benar telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” (HR. At-Turmudzi)
Mengingat usia penulis yang sudah menginjak lebih dari 50 tahun ,kapan lagi bisa bersua dengan Rasulullah.Itulah yang menjadi kerinduan penulis karena beliaulah nanti yang akan menjadi pemberi syafaat kepada kita di akherat nanti
Mungkin di antara umat Islam banyak yang belum tahu bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai umatnya. Saking cintanya kepada umatnya, beliau selalu memohon kepada Allah Ta'ala agar menyelamatkan umatnya. Hidupnya penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata dan darah, bahkan nyawa dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya, umat yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umat yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya. Cintanya benar-benar tulus kepada umat.
Demikianlah refleksi puisi yang ditulis oleh penulis,kurang lebihnya tulisan penulis serahkan kepada Allah semoga Allah SWT menjadikannya manfaat dan berkah bagi penulis dan orang yang membacanya dan semoga Allah SWT menambahkan kecintaan kita kepada Allah dan Rasulnya.
Tinjauan Pustaka:
https://kalam.sindonews.com/read/87682/69/dahsyatnya-cinta-rasulullah-saw-kepada-umatnya-1593612475
https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-mencintai-rasulullah-agar-meraih-syafaatnya-di-hari-akhir-1xD5vdtZbpc
https://umma.id/post/tiga-tanda-orang-hebat-menurut-imam-syafii-14459?lang=id
Komentar
Posting Komentar